Sabtu, 06 April 2019

Mengapa Cacing tak Berkaki (4-selesai)

Lolo pergi meninggalkan rumah Lala dengan penuh kegelisahan. Orangtuanya pun dengan tegas menolak keinginan anaknya yang dianggap tak masuk akal itu. Lolo Sucacing berpikir keras bagaimana caranya bisa bersatu dengan cacing yang sangat disukainya. Tak lama dari peristiwa penolakan orangtua Lolo, ternyata warga kelompok Sucacing sudah mengetahui dan sedang memperbincangkan hubungan terlarang Lala dan Lolo. Mereka tidak terima atas hubungan yang seharusnya tidak pernah ada di antara kelompok Sucacing dan Cacinga tersebut.

Di tempat yang berbeda Lala pun sama gelisahnya. Tiba-tiba Ibu Lala menghampiri, "apa yang telah kamu lakukan La?" Ibu Lala ternyata telah mengetahui apa yang telah diperbuat anaknya. Ayahnya pun tak luput dari berita hubungan terlarang putrinya tersebut. Mereka sangat kuatir dengan apa yang akan terjadi di negeri cacing. Sepanjang sejarah, dua kelompok cacing ini tidak pernah bersentuhan. Kini putrinya telah melakukan hal fatal.

Sore hari, saat rintik gerimis membasahi dedaunan hutan, Lolo memaksakan dirinya untuk bertemu Lala. Di kamarnya, Lala ditemani oleh sahabatnya yaitu Angel. Ketukan terdengar di jendela kamar Lala yang terbuat dari kayu. Dengan pelan-pelan Lala membuka jendelanya, dan ia pun kaget bukan main menemui Lolo yang sudah berada di hadapan wajahnya. "Apa yang kau lakukan, cepat pergi dari sini!"
"Aku akan pergi tapi tidak sendiri, aku ingin kau ikut denganku." Lala semakin tidak percaya dengan perilaku Lolo. Kalau mereka melakukannya, maka akan terjadi masalah besar. Di belakang Lala, Angel tidak mau berkata apapun, ia juga tak percaya dengan apa yang diinginkan kekasih sahabatnya itu.

Tanpa berpikir terlalu lama lagi, akhirnya Lala pun menyetujui permintaan Lolo. Mereka pergi meninggalkan dua kelompok besarnya. Di perempatan jalan, tak jauh dari lapangan hijau dengan pepohonan di sekelilingnya, yang merupakan perbatasan daerah kelompok Cacinga dan Sucacing, langkah mereka pun terhenti. Angel dengan sekelompok cacing dari kubu Cacinga telah mengepung. Tak ketinggalan sekelompok cacing dari kubu Sucacing telah muncul juga di hadapan mereka. Ternyata Angel adalah cacing yang selama ini telah menyebar hubungan Lala dan Lolo ke seluruh rakyat cacing. Ia tak setuju dengan hubungan sahabatnya itu.

Cacing dari kedua kelompok semakin banyak muncul dan berkumpul di tempat yang sama. Begitu juga dengan kedua orangtua Lala dan Lolo yang datang dengan semua amarahnya. "Apa yang akan kalian lakukan?" ayah Lolo mulai membuka suara. Kedua anak cacing tidak ada yang membuka suara untuk mejawabnya. "Hei, ajari anakmu itu, jangan terus mempengaruhi anakku!" ayah Lala pun membuka suara. "Anakku tidak akan seperti itu kalau anakmu tidak menggodanya, dasar tidak tau malu."

Pertengkaran pun pecah saat salah satu cacing dari kelompok Cacinga memukul salah satu cacing dari kelompok Sucacing. Akhirnya peperangan pun terjadi. Sementara itu Lala telah berada di dekapan ibunya, dan Lolo ikut serta berkelahi di dalam peperangan itu. Darah mulai mengalir dari badan cacing-cacing itu. Dedaunan pun basah bukan lagi karena hujan, tapi karena darah yang telah bersimbah. Perkelahian berlangsung tanpa ampun dari kedua belah pihak, beberapa mulai tidak sadarkan diri. Tiba-tiba dari atas dan entah muncul dari mana, secercah cahaya menyilaukan mata para cacing yang sedang berperang. Ia adalah seekor cacing yang berukuran lebih besar daripada semua cacing yang ada. Ia pun tampak berbeda karena tidak memiliki tangan maupun kaki. Hanya kain putih menjutai yang menempel di badannya, serta tongkat hitam yang seakan menopangnya berdiri. "Aku adalah dewa cacing." Pernyataan itu membuat semua cacing terpana dan mulai menundukan badan. "Aku telah memberikan kalian kesempatan untuk berdamai, kenapa kalian tidak menggunakannya dengan baik." Dewa cacing melanjutkan pembicaraannya. "Aku akan mengambil apa yang kalian miliki supaya kalian berpikir, bahwa kemudahan bukan untuk menyombongkan diri."

"Mulai saat ini akan kuambil tangan dan kaki kalian, jadikan suatu yang biasa bahwa kodrat kalian adalah tanpa kaki dan tangan. Tidak akan ada lagi perbedaan antara kalian, karena wujud yang kalian miliki adalah sama." tutur Dewa cacing sambil segera mengayunkan tongkatnya entah dengan cara apa. Para cacing seperti diguyur cahaya dan seketika tangan yang dimiliki kelompok Cacinga, serta kaki yang dimiliki kelompok Sucacing pun hilang. Mereka seperti terbangun dari mimpi dan hilanglah pula Dewa Cacing. Kelompok Cacinga dan Sucacing kini berbentuk sama, dan mereka tak lagi merasa berbeda. Akhirnya Lala dan Lolo direstui oleh kedua belah pihak. Mereka menikah dan menjadi tanda damainya dua kelompok cacing yaitu Cacinga dan Sucacing.






-Selesai-