Sabtu, 12 Oktober 2019

Basa Basi (Sukses apa sih?)

Kesuksesan punya berbagai macam definisi atau pengertian. Tidak sedikit pula yang bingung dengan apa yang dimaksud dengan sukses. Apa sih yang kamu rasakan, sehingga bisa dikatakan saat itu adalah kesuksesanmu?
Ada yang bilang sukses itu saat punya uang dan harta melimpah, ada juga yang berkata bahwa saat dia merasa bahagia atau perasaan senang akan sesuatu yang telah dialaminya adalah kesuksesan. Bahkan sangat receh, bisa membuka tutup botol yang susah dibuka saja merupakan peristiwa kesuksesan. Sudah lulus ujian, sudah tidak jomblo lagi, dilamar kekasih, semua itu juga.
Jadi apakah sukses itu rasa bahagia?
Rasa puas?
Punya materi atau uang banyak?

Tidak ada yang salah dengan pendapat orang, dan itu bebas. Sukses hanyalah sebuah sebutan untuk orang-orang yang berhasil melakukan atau mendapatkan sesuatu. Tidak ada ketentuan materi atau perasaan apapun itu.

Jika kita berbicara secara umum, maka sukses adalah tentang kepemilikan materi atau harta yang cukup atau bahkan berlimpah. Pernahkah kalian mendengar atau membaca tentang orang sukses itu seperti apa? Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
-Kesuksesan pemilik restoran ternama itu kini tengah menjadi sorotan.
-Kiat sukses pemilik ribuan unit apartment A
-Youtuber A sukses dengan subscriber terbanyak dan berpenghasilan milyaran.

Mayoritas pembicaraan tentang sukses adalah mengenai kepemilikan materi yang lebih banyak dibanding kebanyakan orang. Namun tahukah kalian bahwa sukses itu bukan hal yang mudah dicapai. Setiap orang punya caranya masing-masing untuk menjadi orang yang dikatakan sukses. Mari bercerita tentang bagaimana sukses itu berasal dari sudut pandang saya ya 😁.

Mayoritas orang yang jarang berusaha untuk mendapatkan sesuatu akan berkata bahwa orang yang telah sukses itu hidupnya selalu bahagia dan enak. Tapi tahukah kamu, semua orang sukses berasal dari orang-orang yang sudah menghabiskan jatah gagalnya. Mereka itu pernah gagal, dan sudah berulangkali itu pasti. Kenapa kalian sampai tidak tahu? Ya siapa sih yang mau mengumbar kisah kegagalan, pastinya kisah kesuksesannya lah. Supaya bisa dijadikan contoh untuk orang-orang yang juga ingin sukses juga.
Mereka yang sukses tidak hanya tertarik pada keberhasilan, tapi tertarik pada perjuangan dan penderitaan yang akan dihadapi. Jadi, jangan pernah memikirkan puncak kesuksesan jika mendaki saja kamu tak mau.





-Lt.2-

Senin, 05 Agustus 2019

Basa Basi (Sekelompok Orang?)

Pernahkah kalian melihat indahnya malam?
Saat dimana bulan dan bintang muncul bersama.
Mereka menyinari dunia tanpa dipinta.
Mungkinkah mereka satu keluarga?
Mengapa selalu bersama meski bentuk dan rupanya berbeda?
Entahlah, yang aku tahu mereka mempunyai sumber cahaya yang sama.

Ingatkah kalian berapa banyak warna pelangi?
Mereka selalu bersama meskipun berbeda-beda.
Beragam warna itu menemani titik air hujan dan cahaya mentari di sekitarnya.
Memancarkan kombinasi warna indah untuk dunia.

Tahukah kalian apa itu manusia?
Ada yang berkata ia makhluk paling sempurna.
Ada yang membenarkan ia pemilik akal dan paling baik dibanding makhluk lainnya.
Mungkinkah ia lebih bersinar dan lebih indah dari bulan, bintang, dan pelangi?

Lalu, tahukah kalian apa itu sekumpulan manusia?
Ada salah satunya yang bernama organisasi.
Pernah ada beragam makna yang menggambarkannya.
Organisasi bak kopi pahit, yang takkan manis tanpa anggota sebagai gulanya.
Organisasi bagai prasasti, yang takkan dimengerti tanpa diteliti oleh pemerhati.
Organisasi seperti RX King, yang mempunyai lengkingan kencang namun terkadang berjalan pelan.
Apakah tidak lebih baik bersuara pelan namun menghasilkan dengan cepat sebuah perubahan.

Organisasi membutuhkan hal yang bernama kebersamaan.
Kebersamaan yang tak mesti sama.
Tak harus selalu terlihat bersama.
Tak selalu berjalan dan berbicara bersama.
Tak selalu sepakat dengan cara yang sama dalam seketika.

Untuk apa terlihat bersama namun pikiran melalang buana.
Untuk apa berjalan bersama jika kaki tak melangkah dengan suka cita.
Untuk apa berbicara bersama apabila mulut masih berdendang di belakang kepala temannya.

Kita boleh berupa beda jika bisa sepakat dengan tujuan yang sama.
Kita boleh di tempat berbeda asalkan tulus meski berbicara lewat media.
Kita boleh melangkahkan kaki di jalan yang berbeda jika tetap menuju titik yang sama.

Mari menjadi bulan dan bintang yang bersama menyinari malam gelap tanpa dipinta.
Tetap ingat bahwa kita berasal dari sumber cahaya yang sama.
Ayo menjadi beragam warna pelangi yang menemani titik air hujan dan sinar mentari.
Menciptakan keindahan dunia tanpa melihat perbedaan warna yang kita miliki.

Sabtu, 06 April 2019

Mengapa Cacing tak Berkaki (4-selesai)

Lolo pergi meninggalkan rumah Lala dengan penuh kegelisahan. Orangtuanya pun dengan tegas menolak keinginan anaknya yang dianggap tak masuk akal itu. Lolo Sucacing berpikir keras bagaimana caranya bisa bersatu dengan cacing yang sangat disukainya. Tak lama dari peristiwa penolakan orangtua Lolo, ternyata warga kelompok Sucacing sudah mengetahui dan sedang memperbincangkan hubungan terlarang Lala dan Lolo. Mereka tidak terima atas hubungan yang seharusnya tidak pernah ada di antara kelompok Sucacing dan Cacinga tersebut.

Di tempat yang berbeda Lala pun sama gelisahnya. Tiba-tiba Ibu Lala menghampiri, "apa yang telah kamu lakukan La?" Ibu Lala ternyata telah mengetahui apa yang telah diperbuat anaknya. Ayahnya pun tak luput dari berita hubungan terlarang putrinya tersebut. Mereka sangat kuatir dengan apa yang akan terjadi di negeri cacing. Sepanjang sejarah, dua kelompok cacing ini tidak pernah bersentuhan. Kini putrinya telah melakukan hal fatal.

Sore hari, saat rintik gerimis membasahi dedaunan hutan, Lolo memaksakan dirinya untuk bertemu Lala. Di kamarnya, Lala ditemani oleh sahabatnya yaitu Angel. Ketukan terdengar di jendela kamar Lala yang terbuat dari kayu. Dengan pelan-pelan Lala membuka jendelanya, dan ia pun kaget bukan main menemui Lolo yang sudah berada di hadapan wajahnya. "Apa yang kau lakukan, cepat pergi dari sini!"
"Aku akan pergi tapi tidak sendiri, aku ingin kau ikut denganku." Lala semakin tidak percaya dengan perilaku Lolo. Kalau mereka melakukannya, maka akan terjadi masalah besar. Di belakang Lala, Angel tidak mau berkata apapun, ia juga tak percaya dengan apa yang diinginkan kekasih sahabatnya itu.

Tanpa berpikir terlalu lama lagi, akhirnya Lala pun menyetujui permintaan Lolo. Mereka pergi meninggalkan dua kelompok besarnya. Di perempatan jalan, tak jauh dari lapangan hijau dengan pepohonan di sekelilingnya, yang merupakan perbatasan daerah kelompok Cacinga dan Sucacing, langkah mereka pun terhenti. Angel dengan sekelompok cacing dari kubu Cacinga telah mengepung. Tak ketinggalan sekelompok cacing dari kubu Sucacing telah muncul juga di hadapan mereka. Ternyata Angel adalah cacing yang selama ini telah menyebar hubungan Lala dan Lolo ke seluruh rakyat cacing. Ia tak setuju dengan hubungan sahabatnya itu.

Cacing dari kedua kelompok semakin banyak muncul dan berkumpul di tempat yang sama. Begitu juga dengan kedua orangtua Lala dan Lolo yang datang dengan semua amarahnya. "Apa yang akan kalian lakukan?" ayah Lolo mulai membuka suara. Kedua anak cacing tidak ada yang membuka suara untuk mejawabnya. "Hei, ajari anakmu itu, jangan terus mempengaruhi anakku!" ayah Lala pun membuka suara. "Anakku tidak akan seperti itu kalau anakmu tidak menggodanya, dasar tidak tau malu."

Pertengkaran pun pecah saat salah satu cacing dari kelompok Cacinga memukul salah satu cacing dari kelompok Sucacing. Akhirnya peperangan pun terjadi. Sementara itu Lala telah berada di dekapan ibunya, dan Lolo ikut serta berkelahi di dalam peperangan itu. Darah mulai mengalir dari badan cacing-cacing itu. Dedaunan pun basah bukan lagi karena hujan, tapi karena darah yang telah bersimbah. Perkelahian berlangsung tanpa ampun dari kedua belah pihak, beberapa mulai tidak sadarkan diri. Tiba-tiba dari atas dan entah muncul dari mana, secercah cahaya menyilaukan mata para cacing yang sedang berperang. Ia adalah seekor cacing yang berukuran lebih besar daripada semua cacing yang ada. Ia pun tampak berbeda karena tidak memiliki tangan maupun kaki. Hanya kain putih menjutai yang menempel di badannya, serta tongkat hitam yang seakan menopangnya berdiri. "Aku adalah dewa cacing." Pernyataan itu membuat semua cacing terpana dan mulai menundukan badan. "Aku telah memberikan kalian kesempatan untuk berdamai, kenapa kalian tidak menggunakannya dengan baik." Dewa cacing melanjutkan pembicaraannya. "Aku akan mengambil apa yang kalian miliki supaya kalian berpikir, bahwa kemudahan bukan untuk menyombongkan diri."

"Mulai saat ini akan kuambil tangan dan kaki kalian, jadikan suatu yang biasa bahwa kodrat kalian adalah tanpa kaki dan tangan. Tidak akan ada lagi perbedaan antara kalian, karena wujud yang kalian miliki adalah sama." tutur Dewa cacing sambil segera mengayunkan tongkatnya entah dengan cara apa. Para cacing seperti diguyur cahaya dan seketika tangan yang dimiliki kelompok Cacinga, serta kaki yang dimiliki kelompok Sucacing pun hilang. Mereka seperti terbangun dari mimpi dan hilanglah pula Dewa Cacing. Kelompok Cacinga dan Sucacing kini berbentuk sama, dan mereka tak lagi merasa berbeda. Akhirnya Lala dan Lolo direstui oleh kedua belah pihak. Mereka menikah dan menjadi tanda damainya dua kelompok cacing yaitu Cacinga dan Sucacing.






-Selesai-